Penulis: Salman Aditya Penyunting: Alodia Yovita Penerbit: Elex Media Komputindo Tahun: Oktober 2014 Hlm: 183 ISBN: 9786020249834 Rating: 3/5 Harga: IDR 38800 Sinopsis:
Jentik Jen(T)aka Cinta:
Aditya Safari seorang aktor bau kencur, alias newbie. Selama ini portfolionya hanya sebatas jadi figuran FTV, paling membanggakan pun cuma jadi pemain figuran di iklan esktrak pohon kelapa, Adit yang jadi pohon kelapanya!
Nasibnya berubah ketika lolos casting sebagai pemeran utama film layar lebar besar pertamanya. Film bergenre horor dengan judul "Pocong Juga Manusia". Beruntung sekali Adit yang baru sekali ini menjadi pemeran utama sudah dipasangkan dengan artis papan atas yang jadi lawan mainnya, yakni Maudy Ayunya dan Miharu Ozawa.
Sudah mulai familiar dengan kemiripan nama dua artis tersebut? Yap, Anda tidak salah. Siapa lagi kalo bukan plesetan dari *tuuuuut* dan *tuuuuut*. Dan ada lagi nih nama artis lainnya seperti Joe Tahmid, Ayang Ruhyang, Nicolas Sejahtera, dan lain-lain. Oh iya, rumah produksinya pun lumayan familiar: Rajawali Pictures yang diproduseri orang India! Sungguh cerdas sekali kebetulan ini.
Buku ini sesungguhnya menceritakan kisah perjalanan seorang Adit, mojang Bandung yang merantau ke Jakarta untuk berjuang meraih mimpi menjadi seorang artis terkenal. Meskipun awalnya saya masih kurang ngeh arti "Jentaka" itu apa dan baru sempet buka KBBI setelah selesai baca bukunya, rupanya Jentaka artinya: celaka, sengsara, sial
Dan memang itulah yang terjadi. Yang jadi kelebihan dari buku ini adalah kepiawaian Salman Aditya (Iya, penulisnya narsis, nama karakternya ngambil dari namanya sendiri, haha) adalah gaya berceritanya yang lucu dan nyunda sekali. Mirip-mirip sitcom lah jadinya. Semodel pula sama Lupusnya
Selain itu, penulis juga pandai sekali bermain rima dan berandai-andai. Tidak sedikit adegan-adegan dalam mimpi dan angan-angan Adit yang muncul di dalam cerita. Nggak heran plot sederhana ini jadi buku yang lumayan tebal, mana tulisannya kecil pula. Lumayan banget lah kalau mau beli novel humor dengan harga yang ramah kantong gini.
Ini contoh permainan rima yang banyak saya temui dalam Jentik Jen(T)aka Cinta,
Karakternya sendiri lumayan kuat. Adit digambarkan sebagai lelaki yang penakut dan lemah, tapi setidaknya dia orang yang tidak mudah putus asa meskipun minder. Walau terkadang dia juga sering narsis nggak pada tempatnya. Kemudian Maudy digambarkan sebagai karakter cewek yang sombong dan agak menyebalkan, she thinks too good of herself dan sering merendahkan Adit yang notabene belum terkenal dan tidak pengalaman.
Tokoh favorit saya adalah Miharu Ozawa yang digambarkan sangat ramah, approachable dan lovable. Membuat saya bertanya-tanya apakah aslinya kayak begitu ya (well, kita semua sama-sama tahu lah siapa dia). Oh, sampai lupa, ada Shanti, teman satu kos yang akrab banget sama Adit. Dan tidak ketinggalan ada Kang James, penjual bubur sekaligus manajer Adit. Ini gimana ceritanya? Panjaaaang deh, mending baca sendiri.
Diantara ketiga cewek yang dekat dengannya, Adit berharap bisa menggaet salah satunya untuk dijadikan pacar. Penulis dengan adil memberikan porsi yang pas untuk ketiganya. Dan kelebihan lainnya, buku ini sarat dengan detail pendeskripsian proses shooting film. Mungkin itu hasil kerja keras penulis yang mendalami riset tentang dunia entertainment sebagai salah satu staff di tim kreatif dan asisten produksi di salah satu TV nasional besar.
Kapan lagi kamu bisa ngeh soal apa itu artinya pengambilan gambar dengan istilah teknis macam: establish shot, close up shot, follow focus dan kawan-kawannya. Mana adegan per adegan film Pocong Juga Manusia diceritakan secara detail pula (tidak ketinggalan kejentakaan kisah cinta Adit juga, tentunya).
Tapi sayang, kesimpulan dan eksekusi endingnya memang agak kurang oke. Like, "Hah. Gitu doang?". Tapi yaa.. gitu lah mungkin tipe penulisnya. Saya cukup terhibur dengan segala kehebohan dan kejenakaan penulis dalam menulis buku ini.
Buku ini cocok buat siapa aja dan dapat kamu selesaikan dalam sekali duduk (kalau selow banget). Saya sendiri habis dalam sehari dan ngikik-ngikik bacanya. Kalau kamu suka buku humor ringan ala Lupus, boleh dicoba ceritanya Adit di Jentik Jen(T)aka Cinta.
PS: Thanks Salman Aditya atas kesempatannya berkenalan dengan Aditya Safari dan pengalamannya menjadi bintang film layar lebar :)
|
Share This :
comment 0 komentar
more_vert